Ringkasan Buku Tanaman Obat Populer Penggempur Aneka Penyakit

Hidup segar, cantik, sehat, dan senantiasa awet muda tentu menjadi idaman bagi setiap insan. Krisis ekonomi yang melanda beberapa waktu lalu ternyata telah mengarahkan pilihan masyarakat dari pengobatan secara medis yang biayanya relatif mahal ke pengobatan alternatif yang lebih ekonomis. Masyarakat semakin jeli dalam memilih produk yang aman, murah, mudah didapat, dan bersifat natural atau sedikit mengandung bahan-bahan kimia sintetis. Di samping itu, sosialisasi dan kampanye gerakan back to nature melalui media massa, seminar-seminar kesehatan, dan informasi kepada masyarakat semakin digalakkan.

Tidak sedikit masyarakat mengalihkan kepercayaan kepada produk-produk kecantikan dan kesehatan dari bahan-bahan tradisional yang banyak diproduksi, baik oleh perusahaan skala rumah tangga maupun perusahaan besar. Apalagi fenomena ini didukung oleh banyaknya warisan resep dan nenek moyang kita yang teruji khasiatnya dan kenyataan bahwa Indonesia memiliki kekayaaan keanekaragaman hayati berupa ratusan jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat ini telah dimanfaatkan dalam proses penyembuhan dan pencegahan penyakit, peningkatan daya tahan tubuh, serta pengendalian kesegaran dan kekuatan tubuh yang akhirnya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Buku ini merupakan alat yang penting bagi siapa saja yang berkeinginan untuk memberikan sumbangan kepada pengetahuan kita tentang burung-burung dunia dan konservasinya. Rencana konservasi hanya efektif jika didasari pengetahuan mengenai jenis, lokasi dan habitat yang perlu dilindungi.

Meskipun burung merupakan kelas organisme hidup yang paling banyak diketahui, masih ada kesenjangan besar dalam pengetahuan kita mengenai distribusi, kelimpahan dan kerapatan jenis. Banyak jenis burung selama ini telah digunakan sebagai indikator yang baik bagi keanekaragaman hayati dan perubahan lingkungan, dan dengan demikian dapat menjadi dasar untuk membuat keputusan-keputusan mengenai rencana strategi konservasi untuk lingkungan yang lebih luas.